Video Kakek 90 Tahun Joget TikTok Bikin Haru dan Viral Di 12 Negara

Video Kakek 90 Tahun – Internet kembali membuktikan kekuatannya sebagai mesin penyebar keajaiban. Kali ini, bukan selebriti Hollywood atau idol K-pop yang mendominasi linimasa, melainkan sosok renta seorang kakek berusia 90 tahun yang hanya dengan satu tarian sederhana di TikTok, berhasil membelah hati netizen dari 12 negara.

Bukan karena tekniknya yang hebat, bukan pula karena latar musik yang mewah. Tapi karena qris slot kejujuran emosional yang terpancar dari setiap gerakan lambat tubuh tuanya, yang membuat video ini seperti tamparan lembut bagi siapa saja yang menontonnya.

Awal Kronologi Viralnya Video Kakek 90 Tahun Joget Tiktok

Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu, sang kakek mengenakan pakaian sederhana: kemeja putih polos, celana kain lusuh, dan topi rajut tua yang tampaknya telah menemaninya selama bertahun-tahun. Namun yang menjadi pusat perhatian bukanlah pakaiannya, melainkan matanya mata yang bersinar dengan semangat hidup, seolah ingin berkata: “Aku masih di sini, aku masih bisa bahagia.”

Gerakannya memang lamban. Tapi siapa peduli? Setiap langkahnya, setiap kibasan tangan keriputnya seakan memutar balik waktu. Ia menari bukan untuk viral. Ia menari untuk hidup. Dan itulah yang membuat netizen dari Brasil hingga Korea Selatan, dari Jerman hingga Indonesia, tak bisa menahan air mata.

Baca Juga Berita Terbaik Lainnya Hanya Di littlesaigontetparade.com

Komentar Netizen: “Seharusnya Dunia Belajar dari Kakek Ini”

Tak butuh waktu lama hingga video ini membanjiri berbagai platform media sosial. Dalam hitungan jam, tagar #KakekTikTok90 menjadi trending di Twitter, sementara jumlah tayangan videonya melesat melewati 47 juta views di TikTok dalam 3 hari.

Salah satu komentar dari pengguna TikTok asal Jepang berbunyi:
“Melihat beliau menari membuatku sadar bahwa aku terlalu sering mengeluh. Ini bukan sekadar video, ini adalah pelajaran hidup.”

Sementara netizen asal Brazil menulis:
“Tarian kakek ini lebih menyentuh daripada pidato motivator mana pun. Dunia butuh lebih banyak manusia seperti dia.”

Tak hanya itu, sejumlah influencer dan pesohor dunia turut membagikan ulang video tersebut, menyisipkan caption penuh rasa hormat dan kekaguman.

Cerita di Balik Kamera: Sosok Cucu yang Diam-diam Merekam

Di balik viralnya video ini, ternyata ada sosok cucu bernama Fadli (24 tahun) yang dengan penuh kasih sayang mengunggah momen tersebut ke akun TikTok pribadinya. Fadli mengaku tak menyangka videonya akan viral. Ia hanya ingin menunjukkan bagaimana sang kakek tetap ceria dan semangat meski usia hampir seabad.

“Aku cuma iseng ngajakin beliau joget pas sore-sore, ternyata malah bikin banyak orang terharu. Padahal kakek itu dulu pemalu banget,” ujar Fadli saat diwawancara oleh salah satu media nasional.

Lebih menyentuh lagi, Fadli mengatakan bahwa sang kakek sebenarnya tengah berjuang melawan penyakit jantung kronis. Namun, setiap kali diajak joget, kakek justru menjadi lebih segar dan bahagia.

12 Negara, Satu Reaksi: Air Mata dan Tepuk Tangan Virtual

Reaksi global terhadap video ini bukan main-main. Media berita dari 12 negara, termasuk The Guardian (Inggris), NHK (Jepang), SBS (Korea Selatan), dan bahkan CNN Brasil, mengangkat kisah kakek ini dalam segmen human interest mereka. Bahkan sebuah saluran berita dari Norwegia menyebutnya sebagai “ikon harapan dunia pasca-pandemi”.

Lebih dari sekadar viral, video ini menampar keras wajah dunia yang sering melupakan nilai kemanusiaan. Di tengah tren yang serba instan dan penuh kepalsuan, satu tarian tulus dari seorang kakek renta justru menjadi mercusuar yang mengingatkan kita bahwa kebahagiaan bukan soal usia atau harta tapi tentang cara kita memilih untuk hidup, bahkan di usia senja.

Warga Temukan Ikan Berwarna Emas di Sungai Ciliwung Ramai Di Medsos

Warga Temukan Ikan Berwarna Emas – Sungai Ciliwung, yang selama ini di kenal dengan airnya yang keruh dan kondisi yang jauh dari kesan alami. Tiba-tiba menjadi pusat perhatian setelah seorang warga mengunggah foto ikan berwarna emas yang di temukan di dalamnya.

Sejak saat itu, media sosial di ramaikan dengan berbagai spekulasi mengenai penemuan langka ini. Apakah ini sekadar mitos atau benar-benar ada ikan emas di sungai yang selama ini terabaikan?

Kronologi Kejadian Warga Temukan Ikan Berwarna Emas

Kejadian ini berawal dari unggahan seorang pengguna media sosial yang berbagi foto seekor ikan dengan https://batch-mix.com/ warna mengilap seperti emas. Ikan itu terlihat berada di antara bebatuan dan air yang keruh. Cukup mencolok dengan warna tubuhnya yang berbeda jauh dari ikan pada umumnya. Foto tersebut segera menyebar bak api yang menyambar, membuat ribuan warga terperangah.

Apa yang menarik perhatian banyak orang adalah bukan hanya keunikan warna ikan itu. Tetapi juga lokasi penemuan yang berada di Sungai Ciliwung sungai yang selama bertahun-tahun di kenal sebagai salah satu sungai terpolusi di Jakarta. Bayangkan saja, siapa yang sangka bahwa di tengah tumpukan sampah dan air yang tercemar, ikan berwarna emas bisa hidup dengan damai.

Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di littlesaigontetparade.com

Menyelami Sungai Ciliwung yang Kotor

Sungai Ciliwung selama ini memang memiliki reputasi buruk. Tak hanya airnya yang keruh dan tercemar. Sungai ini juga kerap menjadi tempat buangan sampah dari berbagai sudut kota. Namun, penemuan ikan emas ini seakan menjadi simbol slot depo 10k kehidupan yang bertahan di tengah kekacauan. Banyak yang mempertanyakan, bagaimana mungkin ikan bisa hidup di sana, apalagi dalam kondisi yang sedemikian parah?

Beberapa ahli lingkungan menganggap penemuan ini sebagai hal yang mengejutkan, bahkan hampir mustahil. Sungai yang sarat dengan limbah dan polusi tentu bukan tempat ideal bagi banyak spesies ikan, apalagi ikan dengan warna semegah itu. Tak sedikit pula yang mulai mempertanyakan, apakah ikan ini memang asli berasal dari Sungai Ciliwung, atau justru di buang ke sana oleh seseorang?

Spekulasi Warga: Asal Usul Ikan Emas

Ada beragam spekulasi yang berkembang terkait dengan ikan berwarna emas ini. Sebagian warga menduga bahwa ikan tersebut sengaja di lepaskan oleh seseorang yang ingin menjadikannya sebagai “harta karun” yang tersembunyi di sungai. Sejumlah warga juga mulai mengaitkan penemuan ini dengan cerita-cerita mistis yang beredar di kalangan masyarakat. Beberapa bahkan berpendapat bahwa ikan emas ini adalah simbol rejeki atau tanda baik, mengingat ikan emas sering kali di kaitkan dengan kekayaan dalam berbagai kepercayaan.

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa ikan ini mungkin merupakan spesies yang selama ini tidak diketahui oleh masyarakat, yang secara alami dapat bertahan di lingkungan yang penuh polusi. Dalam hal ini, penemuan ikan ini dapat dianggap sebagai bukti adanya kehidupan yang mampu beradaptasi dengan kondisi ekstrem, meskipun hal ini tentu membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Media Sosial: Arena Spekulasi dan Kehebohan

Begitu foto ikan emas itu tersebar di media sosial, dunia maya pun riuh dengan berbagai macam pendapat. Ada yang menganggap ini sebagai fenomena alam yang menarik, sementara yang lain lebih memilih untuk melihatnya sebagai bentuk kebetulan atau bahkan tipu daya. Berbagai diskusi muncul di berbagai grup Facebook, Twitter, dan Instagram, di mana warga Jakarta dan bahkan warga luar kota berusaha menganalisis asal-usul ikan tersebut.

Lebih jauh, fenomena ini juga memicu banyak orang untuk melakukan pencarian serupa. Beberapa bahkan menyelam ke Sungai Ciliwung, berharap bisa menemukan ikan serupa. Kehebohan ini menjadi bukti betapa cepatnya informasi dapat tersebar di dunia maya, mempengaruhi pola pikir masyarakat dan menciptakan kegelisahan yang luar biasa. Fenomena ini menunjukkan betapa mudahnya sesuatu yang “kecil” menjadi viral, terutama ketika melibatkan unsur misteri dan keunikan yang tak biasa.

Mitos atau Fakta, Ikan Emas Jadi Topik Hangat

Terlepas dari berbagai spekulasi dan teori yang beredar, penemuan ikan berwarna emas ini telah berhasil menarik perhatian banyak orang. Bagi sebagian orang, itu mungkin hanya kebetulan semata. Sementara bagi yang lain, ini adalah pertanda dari sesuatu yang lebih besar. Apakah itu simbol keberuntungan atau hanya sekadar permainan alam. Yang jelas penemuan ini telah menghidupkan kembali perbincangan tentang keadaan Sungai Ciliwung yang selama ini di anggap terlupakan.

Yang pasti, ikan berwarna emas ini telah menjadi sensasi di media sosial, dan siapa tahu, di balik kegemparan ini mungkin ada cerita menarik yang akan terungkap di masa depan. Namun, satu hal yang pasti: Sungai Ciliwung yang selama ini terlupakan kini kembali menjadi sorotan.

Viral Pria Lulus S3 Di Usia 24 Tahun, Netizen Bingung Cara Ngatur Waktunya Gimana

Viral Pria Lulus S3 – Seorang pria muda baru-baru ini menjadi viral di media sosial setelah fotonya mengenakan toga doktoral tersebar luas. Bukan karena latar belakang keluarganya, bukan juga spaceman slot karena universitas elit yang ia wakili tapi karena usianya yang masih 24 tahun. Ya, dua puluh empat tahun dan sudah menyelesaikan pendidikan tingkat doktoral. Netizen? Bukannya kagum, malah dibuat bingung dan curiga: “Ngatur waktunya gimana?”

Bagaimana mungkin seseorang bisa menyelesaikan S3 secepat itu, sementara banyak orang seusianya masih sibuk nulis skripsi S1 atau malah baru sadar jurusan kuliah salah ambil? Apakah ini sekadar prestasi, atau ada rahasia besar di balik keberhasilannya?

Netizen Resah Karena Viral Pria Lulus S3 Di Usia 24 Tahun

Sejumlah komentar membanjiri berbagai platform, dari Twitter sampai TikTok. Nada komentar? Mayoritas bernada bingung, heran, sampai curiga. Salah satu komentar yang cukup viral berbunyi, “Kalau dia udah S3 di umur 24, berarti dia S1 umur berapa? 15? Hidupnya isinya belajar doang?”

Ada juga yang menyoroti sisi kehidupan sosialnya. “Beneran punya temen nggak, tuh?” tulis seorang netizen. Tak sedikit pula yang merasa insecure, apalagi setelah menyadari bahwa mereka di usia 24 baru saja lulus S1 atau bahkan masih bergelut dengan revisi yang tak kunjung selesai.

Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di littlesaigontetparade.com

Fenomena ini seolah menyulut krisis eksistensial massal. Di satu sisi, pencapaian ini luar biasa. Tapi di sisi lain, netizen bertanya-tanya: adakah ruang untuk hidup ‘normal’ di balik sederet gelar itu?

Timeline Hidup yang “Gak Masuk Akal” Tapi Nyata

Mari kita hitung mundur. Jika seseorang menyelesaikan S3 pada usia 24, maka secara kasar, ia harus sudah menyelesaikan:

  • S1 sekitar usia 17 atau 18 tahun

  • S2 di usia 20-21

  • S3 di usia 23-24

Logika ini langsung men-trigger asumsi bahwa dia pasti anak jenius, atau mungkin mengalami percepatan sekolah sejak dini. Tapi tetap saja, yang bikin netizen lebih terobsesi bukan soal otaknya, melainkan waktunya. Karena faktanya, mengejar gelar S3 itu tidak hanya butuh pintar, tapi juga butuh waktu, riset mendalam, seminar, publikasi jurnal, belum lagi stres mental yang menghantui mahasiswa doktoral di seluruh dunia.

Kuliah Kilat atau Hidup Serius Sejak Kecil?

Fenomena ini memunculkan dugaan: apakah dia menikmati masa kecilnya, atau sejak umur belasan sudah “dipaksa” hidup seperti orang dewasa? Banyak netizen mengaitkan ini dengan tekanan keluarga, sistem pendidikan tertentu, atau bahkan ambisi pribadi yang membara sejak kecil. Tapi lagi-lagi, yang jadi topik hangat bukan soal pencapaian akademisnya, melainkan: gimana cara dia bagi waktunya?

Netizen menggambarkan kehidupan mereka yang penuh distraksi drama keluarga, pekerjaan sambilan, healing ke puncak, nongkrong gak jelas, sampai scroll TikTok sebelum tidur. Maka wajar jika keberhasilan semacam ini justru memicu kebingungan massal ketimbang kekaguman murni.

Bukan Sekadar Pintar, Tapi Punya Manajemen Waktu “Alien”

Satu hal yang pasti, pria ini bukan cuma pintar dia punya manajemen waktu yang bisa dibilang “tidak manusiawi.” Sementara banyak mahasiswa doktoral di luar sana menghabiskan waktu bertahun-tahun demi satu publikasi, pria ini bisa menyelesaikan semua dalam tempo yang luar biasa singkat.

Apakah dia tidur hanya 4 jam sehari? Apakah dia tidak pernah main game, tidak punya pacar, tidak ikut nongkrong, atau memang punya sistem kerja yang jauh lebih efisien dari kebanyakan manusia? Semua pertanyaan itu terus bermunculan tanpa jawaban yang pasti. Sebab, hingga artikel ini ditulis, sang pria masih enggan membuka detail kehidupan pribadinya ke publik.

Apresiasi atau Perbandingan Toxic?

Sementara beberapa kalangan akademisi memuji pencapaiannya sebagai bukti bahwa pendidikan tinggi bisa ditempuh dengan efisien dan sistematis, warganet awam justru merasa terintimidasi. Ini bukan soal rasa iri semata, tapi lebih kepada rasa tidak percaya bahwa hidup bisa seefisien itu.

Fenomena viral ini menyingkap realitas pahit: banyak orang merasa waktu mereka selalu kurang, bahkan untuk hal-hal sederhana seperti olahraga atau membaca buku. Maka ketika muncul seseorang yang bisa menyelesaikan S3 sebelum usia 25, rasanya seperti tamparan keras yang menyakitkan atau, bagi sebagian orang, motivasi yang malah bikin makin stres.

Ramai Pedagang Jual Kloset Bekas Di Jakarta Selatan, Apakah Ada Yang Beli?

Ramai Pedagang Jual Kloset – Jika kamu sedang melintasi kawasan Jakarta Selatan (Jaksel), mungkin kamu akan slot bonus new member mendapati pemandangan yang cukup aneh. Di sana, beberapa pedagang dengan bangga menawarkan kloset bekas di lapak-lapak mereka.

Bahkan, bukan hanya satu atau dua unit, melainkan dalam jumlah yang cukup banyak. Siapa yang membeli kloset bekas ini? Apa yang membuat benda yang seharusnya di hindari ini justru menjadi barang incaran banyak orang?

Munculnya Tren Ramai Pedagang Jual Kloset

Jangan salah, jual beli barang bekas bukanlah hal baru di Indonesia, apalagi di kota besar seperti Jakarta. Namun, ada yang berbeda dengan kloset bekas ini. Pedagang di Jaksel mulai berlomba-lomba memasarkan kloset bekas, baik yang masih terpasang di rumah lama, maupun yang baru saja di copot dan di ambil dari proyek renovasi. Inilah yang menarik perhatian publik. Mengapa? Karena kloset adalah barang yang cukup sensitif dan seharusnya tidak semudah itu di jual kembali.

Anehnya, meskipun kloset bekas di identikkan dengan barang yang kotor, ternyata pasarannya cukup berkembang. Banyak orang yang tak segan-segan untuk membelinya, dan tidak sedikit yang merasa itu adalah alternatif yang murah dan lebih ramah lingkungan. Sederhananya, bagi sebagian orang, membeli kloset bekas di anggap sebagai cara untuk menghemat uang tanpa harus membeli barang baru yang harganya jauh lebih mahal.

Target Pasar yang Tertarik dengan Kloset Bekas

Jadi, siapa yang membeli kloset bekas ini? Tentu bukan orang sembarangan. Mayoritas pembeli adalah mereka yang tengah melakukan renovasi rumah dengan anggaran terbatas atau bahkan kontraktor yang sedang mengerjakan proyek bangunan dengan biaya seminim mungkin. Pasar ini di dominasi oleh orang-orang yang sangat sensitif terhadap harga, tetapi tidak ingin mengorbankan kualitas secara drastis. Dengan membeli kloset bekas, mereka bisa mendapatkan barang dengan harga jauh lebih murah di bandingkan dengan kloset baru.

Namun, ada juga kalangan yang membeli kloset bekas dengan alasan estetika. Beberapa pembeli percaya bahwa kloset bekas memiliki nuansa tersendiri, memberikan kesan klasik, bahkan vintage. Bagi mereka, kloset bekas di anggap sebagai barang yang memiliki “karakter” lebih di bandingkan yang baru. Bagi mereka yang berorientasi pada desain, kloset bekas juga bisa menjadi elemen dekorasi yang menarik untuk menciptakan nuansa retro atau unik di kamar mandi.

Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di littlesaigontetparade.com

Alasan Mengapa Pedagang Sukses Menjual Kloset Bekas

Lalu, apa yang membuat pedagang semakin berani menawarkan kloset bekas kepada masyarakat Jaksel? Pertama, banyaknya permintaan dari orang-orang yang sedang membangun atau merenovasi rumah. Banyak pembeli yang merasa bahwa membeli barang bekas, apalagi barang besar seperti kloset, lebih ekonomis. Selain itu, tren keberlanjutan dan ramah lingkungan semakin merambah ke banyak kalangan. Menggunakan kembali barang yang sudah ada, termasuk kloset bekas, dianggap sebagai bentuk kontribusi untuk mengurangi sampah dan menjaga lingkungan.

Selain itu, harga kloset baru yang sangat tinggi membuat banyak orang akhirnya memilih opsi bekas. Untuk harga yang jauh lebih murah, mereka bisa mendapatkan kloset yang masih layak pakai. Di sisi lain, para pedagang juga menangguk keuntungan besar dari menjual barang-barang bekas ini, terlebih jika kloset tersebut masih dalam kondisi cukup baik. Bahkan, beberapa kloset bekas ini sudah dibersihkan dan direkondisi ulang, sehingga terlihat hampir seperti baru.

Bagaimana Kondisi Kloset Bekas yang Dijual?

Salah satu pertanyaan yang muncul tentu saja berkaitan dengan kebersihan dan kualitas kloset bekas tersebut. Apakah pembeli tidak merasa khawatir dengan barang yang sudah pernah digunakan orang lain? Tentu saja, banyak yang merasa ragu, namun para pedagang sudah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi kloset bekas yang mereka jual. Beberapa di antaranya bahkan menawarkan jasa pembersihan dan pengecatan ulang untuk memastikan kloset bekas terlihat seperti baru.

Namun, tetap ada sebagian orang yang merasa skeptis dan enggan membeli kloset bekas. Bagi mereka, barang pribadi seperti kloset tak akan pernah bisa diterima jika sudah digunakan orang lain. Mereka lebih memilih membeli kloset baru dengan kualitas terjamin meskipun harus merogoh kocek lebih dalam.

Fenomena Unik di Jakarta Selatan

Fenomena ini mengungkapkan sisi lain dari kehidupan urban di Jakarta Selatan yang dikenal dengan kehidupan modern dan dinamis. Adanya jual beli kloset bekas ini justru menciptakan lapangan bisnis baru bagi para pedagang dan membuka peluang bagi pembeli yang cerdas untuk mendapatkan barang dengan harga terjangkau. Mungkin, di balik itu semua, ada juga keinginan untuk mencoba hal yang berbeda, mengingatkan kita pada kecenderungan masyarakat urban untuk selalu bereksperimen dengan hal-hal baru, termasuk dalam memilih barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Jika kamu sedang mencari kloset bekas dengan harga miring, bisa jadi Jaksel adalah tempat yang tepat. Tetapi, jika kamu seorang yang sangat mementingkan kebersihan dan kenyamanan, mungkin akan lebih baik memilih kloset baru. Namun, siapa yang tahu, mungkin kloset bekas ini justru akan menjadi tren baru yang semakin banyak diminati oleh masyarakat urban Jakarta.